Jumat, 28 Oktober 2016

50 Motif Batik Indramayu Yang Sudah Dipatenkan (Bagian 2)

Batik Indramayu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan motif batik dari daerah lain termasuk dari tetangganya Batik Cirebon yang terkenal dengan batik Trusminya. Letak geografis dan astronomis membuat batik Indramayu memiliki keunikan tersendiri. 

Tidak heran jika motif batik tersebut lebih banyak menggambarkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan peralatan yang ada sejak dulu hingga sekarang. Motif-motif tersebut banyak sekali, tetapi ada beberapa yang sudah memiliki hak cipta dan dipatenkan. Lanjutan dari Bagian 1

Berikut 50 motif batik Indramayu yang sudah dipatenkan (Bagian 2) :


 Motif Batik Indramayu


11. Parang Teja. Parang berarti jalinan yang tidak pernah putus dan selalu ingin memperbaiki diri sedangkan Teja adalah sinar atau cahaya kehidupan. Sehingga parang teja bermakna cahaya kehidupan yang tidak pernah putus yang selalu ingin memperbaiki diri untuk menuju hidup yang lebih baik. 



12. Pentil Kuista. Pentil berarti buah muda, sedang kuista adalah buah yang berasa asam manis. Pohon kuista banyak ditemui di desa Babadan, Cantigi dan Rambatan. Buah kuista berbentuk bulan seperti bola tenis, berkulit keras, berwarna coklat muda sampai tua. Buah kuista mentah berasa hambar dan manis jika sudah matang dan biasanya dibuat sirup atau rujak dan bagus untuk kesehatan pencernaan. Zaman dahulu buah ini sangat terkenal dan banyak diperjualbelikan di pasar sekitar Indramayu. Walau tidak seperti pada zaman kejayaannya, buah kuista masih bisa ditemui dan dijual di pasar pasar tradisional (pasar malam). Motif pentil kuista juga menggambarkan kehidupan rakyat yang sering merasakan asam manisnya kehidupan. 



13. Sawat Pentil Kuista. Sawat pentil kuista terdiri atas dua buah kata, yaitu sawa dan pentil kuista. Kata sawat itu sendiri dapat diartikan mahkota pengantin yang dipakaikan di lengan. Motif batik sawat pentil kuista ini sendiri terinspirasi oleh buah dari pohon kuista (pentil kuista) yang memiliki rasa manis yang merupakan salah satu keanekaragaman flora khas pesisir Indramayu. 



14. Obar-abir. Wilayah Indramayu tidak dapat terlepas dari wilayah pesisir pantai yang indah. Motif obar-abir adalah motif dasar yang dilambangkan sebagai ombak lautan yang tersusun rapi dan berkejar-kejaran menuju pantai pasir. Motif ini dilengkapi dengan isenan (isi) yang terdiri dari keanekaragaman flora dan fauna pesisir Indramayu.



15. Sawat Biskuit. Kata sawat berarti sayap, simbol sawat ini sering dijumpaik di kerajaan-kerajaan dahulu yang dipakai sebagai mahkota atau simbol kekuasaan. Sedangkan biskuit adalah salah satu jenis makanan yang dahulu ditemui pada acara-acara tertentu saja, seperti hari besar dan perayaan tertentu saja. Biskuit pada zaman itu menjadi makanan mewah yang hanya disajikan pada acara adat pernikahan rakyat Indramayu dimana pengantin dipakaikan sawat/mahkota pada lengan tangannya. 




16. Rama. Motif ini menggambarkan bentuk mahkota segitiga kerajaan yang mirip dengan mahkota pengantin Jakarta. Pada zaman dahulu, mahkota ini banyak dipakai pada upacara pernikahan adat di desa Babadan dan Panganjang yang merupakan daerah pembatikan. Pengantin diarak oleh keluarga dan warga sekitar diiringi tari tarian khas daerah. 




17. Rajeg Wesi. Rajeg wesi diambil dari bahasa Jawa yang artinya pagar yang terbuat dari besi. Kita pahami setiap rumah atau pekarangan yang dipagar apalagi terbuat dari besi itu maknanya adalah pengamanan yang kokoh. Rumah yang diberi pagar besi dimaksudkan agar bisa memberi rasa aman pada penghuni di rumah tersebut. Rasa nyaman dan aman menjadi suatu bentuk kebutuhan hidup manusia. Agar ia tak terganggu oleh binatang liar, oleh mahluk jahat, oleh berbagai macam bahaya yang mengancam. Oranamen khas rajeg wesi dihiasi oleh motif ikan sesuai dengan daerah pesisir Indramayu. 






18. Puyong. Dahulu motif ini mengambil obyek sejenis burung besar, bentuk tubuhnya seperti burung merpati dan sering hinggap di sekitar rumah penduduk wilayah pembatikan di Indramayu. Karena sudah menjadi bagian dari komunitas pendudukan, burung ini diabadikan dalam sebuah karya batik, batik motif puyong. 


19. Sejuring. Nama motif ini berasal dari kata segaring, yang menandakan kotak-kotak jaring nelayan. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Indramayu kaya akan potensi sumber daya lautnya, maka banyak nelayan baik yang tradisional maupun modern mencari ikan dengan menggunakan jaring. Bentuknya kotak-kotak yang biasanya diperbaiki di rumahnya. Konon motif ini merupakan simbol dan doa agar hasil yang diperoleh selama melaut menjadi berkah kehidupan. 


20. Sawat Penganten. Sawat berarti hiasan penganten di pelaminan maupun dalam pesta tarian adat yang berbentuk menyerupai sayap atau kupu-kupu, dipasang di lengan tangan bagian atas. Sawat yang berbentuk mahkota dipasang di atas kepala penganten. Dahulu, pasangan penganten di Daerah Babadan dan Panganjang diarak diiringi aksi tarian, musik dan atraksi seni rakyat. 

Bersambung

Dikutip dari buku Batik Indramayu Dekranasda Kabupaten Indramayu















Tidak ada komentar:

Posting Komentar